Menu

Mode Gelap

Berita 05:47 WIB

Warga Desa Gajah Makmur Digegerkan Keberadaan Harimau Disekitar Pemukiman Warga


					Ilustrasi harimau sumatera. (Foto: Net) Perbesar

Ilustrasi harimau sumatera. (Foto: Net)

Kilas.co.id, Mukomuko – Warga Desa Gajah Makmur dan sekitar UPT Lubuk Talang Kecamatan Malin Demam, Kabupaten Mukomuko digegerkan dengan keberadaan 2 ekor harimau sumatera yang berkeliaran di sekitar pemukiman warga.

Guntomo, Kepal Desa Gajah Makmur mengatakan, dalam 2 hari terakhir ini ditemukan jejak harimau disekitar pemukiman. Bahkan kejadian harimau berkeliaran disekitar pemukiman itu sudah terjadi 2 tahun ini. Diperkirakan harimau tersebut mengincar ternak warga sekitar.

“Jika dilihat dari jejak yang ada, harimau ini selalu mengintai ternak milik warga yang digembalakan di perkebunan,”kata Gutomo, Kamis 27 Juli 2023.

Sejak tahun 2021 kata Gutomo, terdapat 39 temuan kebaradaan harimau di sekitar desa mereka dengan korban ternak sapi sebanyak 12 ekor dan 1 ekor kambing.

Bahkan, Gutomo menenangkan berdasarkan pemantauan masyarakat di perkebunan yang tidak jauh dari pemukiman, intensitas temuan jejak harimau ini semakin meningkat sejak kejadian penerkaman 1 ekor sapi pada 3 Mei 2023.

Saat ini, dalam upaya penanganan konflik antara manusia dan satwa liar, di Desa Gajah Makmur dan UPT Lubuk Talang, telah terbentuk Tim Satgas Mitigasi Konflik, namun menurutnya dalam penanganan masih tetap memerlukan petugas dan kementerian terkait khususnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

“Kami khawatir jangan sampai jatuh lagi korban ternak atau bahkan nyawa manusia,” katanya.

Penanganan konflik satwa liar ini tidak serta-merta bisa dilakukan oleh Tim Satgas yang telah dibentuk tetapi harus didampingi oleh pihak yang berwenang seperti BKSDA Bengkulu.

Gutomo juga menambahkan, wilayah Desa Gajah Makmur dan UPT Lubuk Talang bersinggungan langsung dengan Hutan Produksi (HP) Air Rami, kondisi hutan di sekitar desa saat ini sangat menghawatirkan, pembukaan kawasan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit masif terjadi dan inilah salah satu penyebab satwa liar keluar dari habitatnya.

Berdasarkan kondisi saat ini, kami dari pemerintah desa meminta para pihak yakni DLHK Provinsi Bengkulu dan BKSDA Bengkulu untuk melakukan penindakan agar kerusakan hutan tidak semakin parah dan satwa liar tidak keluar dari habitatnya” tambah Gutomo

Ketua Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar menyatakan kejadian konflik satwa liar di wilayah Malin Deman ini dilematis, disatu sisi hewan dilindung dan disatu sisinya lagi ternak adalah aset komunitas

“Seharusnya BKSDA selaku pemangku negara yang bertanggungjawab soal satwa yang dilindungi dalam situasi ini seharusnya ada di lokasi untuk mengantisipasi potensi kerugian baik bagi satwa maupun ternak warga,”pungkas Ali.

Optimalnya penanganan konflik satwa liar di wilayah ini dilakukan secara kolaboratif, baik pihak yang bertanggungjawab dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan, tutup Ali. (EY)

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polsek Sindang Kelingi Berhasil Menangkap DPO Pencuri Mobil Asal Jambi

14 Mei 2024 - 23:03 WIB

Riri-Ujang, Resmi Mendaftar ke KPU Lewat Jalur Independen

13 Mei 2024 - 22:48 WIB

Peringatan 200 Tahun Traktat London, Rohidin Mersyah: Pembangunan Infrastruktur, Posisikan Bengkulu Sebagai Wilayah Strategis

5 Mei 2024 - 23:14 WIB

Sekitar Kawasan Pasar Panorama Akan Dipasang CCTV

2 Mei 2024 - 16:21 WIB

Doni Parianata Terpilih Jadi Ketua PWI Kabupaten Kepahiang

2 Mei 2024 - 14:54 WIB

Gubernur Bengkulu dan Kapolda Bengkulu Bersama Tandatangani NPHD

30 April 2024 - 23:37 WIB

Trending di Berita