X

Rohidin Serahkan Bantuan 30 Alat Musik Rebana untuk Ibu Majelis Taklim

Rohidin mersyah serahakan bantuan alat musik rebana untuk ibu-ibu majelis taklim di Masjid Al Muslimun, Jumat, 17 November 2023. (Foto: Tedy)

Kilas.co.id, Bengkulu – Sebanyak 30 alat musik Rebana bantuan yang dibagikan Gubernur Rohidin Mersyah untuk Kelompok Masjid Taklim se Kota Bengkulu. Bantuan tersebut secara resmi diserahkan di Masjid Al Muslimun, Sawah Lebar Baru, Kota Bengkulu, Jumat 17 November 2023.

Alat musik rebana dikenal dalam rangkaian musik yang kental dengan nilai keislaman itu nantinya agar dapat dimanfaatkan olèh ibu-ibu majelis taqlim serta alat tersebut dapat menjadi kegiatan seni hiburan para ibu-ibu majelis taklim.

“Ini bantuan alat musik Rebana dari Program Diknas Pendidikan dan Kebudàyaan Provinsi Bengkulu. Ini merata dilakukan di setiap Kabupaten/Kota kurang lebih 25-30 bantuan alat musik rebana. Ini untuk ibu-ibu masjid taklim untuk kegiatan seni hiburan suasana menjadi rilek dan alatnya digunakan dengan baik,” kata gubernur.

Sementara itu, Ketua BKM masjid Al Muslimun Sawah Lebar Baru Tarman mengucapkan terima kasih atas perhatian Gubernur Rohidin kepada Ibu ibu Majelis Taklim di Kota Bengkulu.

“Kita berterima kasih kepada Gubernur atas bantuanya kepada mesjid taklim se kota Bengkulu ini,” singkat Tarman.

Rohidin Mersyah berfoto dengan ibu-ibu majelis taklim

Sekedar informasi, menurut sejarahnya secara singkat rebana atau yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama tamborin telah ada sejak zaman Mesopotamia. Alat musik ini diperkirakan berasal dari Timur Tengah atau India dan telah digunakan untuk upacara dan ritual keagamaan.

Di Indonesia, rebana diperkenalkan pada abad ke-16 masehi. Kesenian rebana di Nusantara sendiri tak bisa lepas dari kesenian tradisional Islam. Hal ini karena pada masa awal penyebaran agama Islam di Indonesia, rebana memang digunakan sebagai salah satu alat untuk berdakwah.

Konon, istilah “rebana” berasal dari “arbaa”, yakni istilah dalam bahasa Arab yang artinya “empat”. Menurut filosofinya, angka empat mewakili prinsip dasar agama Islam, yakni melaksanakan kewajiban kepada Allah, masyarakat, alam, dan diri sendiri.

Hingga saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia yang kental dengan budaya Islam mengenal seni musik rebana. Biasanya, rebana dimainkan oleh laki-laki sambil menyanyikan lagu yang berisi pujian kepada Allah, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam atau berisi kisah dan pengajaran dalam agama Islam. Tapi, ada juga kaum ibu yang memainkannya di sejumlah majelis taklim.

Di sejumlah majelis lainnya, kesenian ini biasa dikenal sebagai hadrah yang menjadi pengiring ritual kolektif yang dilakukan dalam suatu tarekat atau kelompok Sufi. Hal ini umumnya dilakukan pada malam hari, setelah shalat malam, dan ada juga yang menyelenggarakannya pada hari-hari besar Islam. Hadrah dapat diadakan di rumah, di masjid, di zawiyah-zawiyah sufi, atau di tempat lainnya. (AB)

Redaksi Kilas: